service@naturalnusantara.co.id (0274) 6499191

P3K

Penulis Ir. Hana Indra Kusuma, MP (Direktur Utama PT.NASA)

Peringatan hari sumpah pemuda selalu menyisakan pemaknaan yang terus berkembang sesuai dengan perjalanan bangsa. Tak bisa ditampik bahwa para pemuda-pemudi membawa peran penting bagi sejarah dan perkembangan suatu bangsa. Sebagai garda terdepan pembangunan, tingkat produktifitas kaum muda jelas
memberi warna bagi kemajuan suatu bangsa.

Bicara produktifitas tidak akan terlepas dari tingkat angka pengangguran suatu bangsa. Berapa "Score" Indonesia terkait pengangguran? Sekitar 7,02 juta pengangguran total, 9,74 juta setengah menganggur dan 24,57 juta bekerja paruh waktu, yang mayoritas adalah anak muda. Dengan sedemikian besar jumlah pengangguran, kiranya sulit mengharapkan penyerapan tenaga kerja hanya dari sektor formal saja. Sektor non formal seperti dunia wirausaha/entrepreneur harus terus digerakan, apalagi tingkat entrepreneur di Indonesia baru sekitar 1,65%, masih jauh dari prasyarat untuk menjadi negara maju dimana setidaknya 4% profesi penduduknya adalah entrepreneur. Bagi anak muda yang mayoritas memiliki kondisi belum punya ide bisnis, pengalaman, skill, jaringan, dan modal yang cukup, kira-kira bisnis apa yang
relatif paling tepat untuk pertama kali dijalani? Produksi, adalah yang relatif paling berat bagi seorang pebisnis pemula. Diperlukan ide kreatif yang orisinil, skill untuk menghasilkan produk berkualitas, kemampuan manajemen, kesiapan permodalan,
kemampuan accounting untuk cashflow keuangan yang sehat, kemampuan negosiasi dengan para suplier bahan baku, kemampuan penyimpanan dan pengiriman hasil produksi, serta kemampuan marketing guna memasarkan hasil produksinya.
Bidang Jasa relatif lebih simpel dibandingkan produksi. Namun di Jasa apapun tentu perlu skill yang cukup bahkan unggul. Jika skillnya pas-pasan tentu akan mengecewakan sehingga sulit bertahan usahanya.
 
Perdagangan menjadi bidang yang lebih simpel lagi dibandingkan produksi dan jasa sehingga memiliki peluang lebih besar sebagai alternatif pilihan berwirausaha. Tidak salah kiranya ungkapan
jika 9 dari 10 pintu rezeki itu ada di perdagangan.



Dunia perdagangan dewasa ini secara sistem terbagi menjadi perdagangan secara konvensional dan network/jaringan. Dari dua jenis sistem tersebut manakah yang relatif lebih mudah bagi seorang pebisnis pemula?

Perdagangan konvensional dihadapkan pada pencarian produk berkualitas, harga dan service excelent dari para suplier produk. Diperlukan kecukupan permodalan, kemampuan manajemen, penyimpanan dan pengiriman barang (jika bisnis membesar). Jika mengageni suatu produk tentu diperlukan fokus/fulltime. Di tahap awal berbisnis sebaiknya dibutuhkan pendamping / coach / mentor / konsultan bisnis yang biasanya tidak mudah didapatkan, andai didapatkan pun biasanya harus membayar. Kerumitan di sistem perdagangan konvensonal inilah yang kemudian dijembatani oleh sistem perdagangan jaringan (network).

Di sistem jaringan, produk-produk berkualitas telah disiapkan oleh perusahaan mitra beserta dengan support pelayanannya. Modal yang diperlukan di tahap awal relatif tidak besar. Penyiapan dan pengiriman barang dalam jumlah besar dibantu oleh perusahaan mitra. Bagaimana dengan coach / konsultan bisnis? Di bisnis network, upline (sponsor bisnis), para leader serta para konsultan perusahaan mitra siap menjadi konsultan bisnis dengan gratis.

Pendek kata, di sebuah bisnis perdagangan dengan sistem jaringan, seseorang hanya perlu niat dan tekat yang kuat saja di awal periode berbisnis. It's very simple! maka tak pelak, pola bisnis network seperti PT. NASA sebagai perusahaan mitra menjadi salah satu solusi riil bagi penciptaan entrepeneure baru guna membantu mengatasi problem pengangguran, setidaknya bisa menjadi Pertolongan Pertama Peluang Kerjaan (P3K) bahkan Pertolongan Permanen Pada Kerjaan.
Semangat pagi...! Never Give Up...!