“Keuntungan yang paling besar dan luar biasa di NASA adalah ilmu-ilmu positif. Jadi NASA-nya itu efek dari orang positif,” kata Ir. Ikhsan Budi Santosa. Baginya bergabung dengan NASA tidak hanya menguntungkan secara materi, tetapi juga menguntungkan secara rohani dengan curahan ilmu-ilmu positif.
NASA itu memancing walaupun pada akhirnya berkembang. Tapi itu kan memberi pencerahan dengan membaca literature sehingga membuka pola pikir.” tutur Ir. Ikhsan Budi Santosa “Kalau di multilevel itu kan harus baca buku, yang paling mengubah pola pikir ya buku the secret, the low of attraction.” tegasnya.
Bukan hal sulit bagi Ikhsan untuk mendapatkan kesuksesan di perusahaan jaringan NASA, “Jadi saya di kampus punya kelompok. Karena itu adalah jaringan, jadi sejak awal sudah membuat jaringan.” kata Ikhsan.
Lelaki yang mempunyai hobi fotografi tersebut memang diajarkan oleh sang ayah untuk mengikuti berbagai macam organisasi semenjak masih berusia remaja. Alhasil, ia mempunyai banyak teman dari berbagai kelompok dan mudah beradaptasi.
Ikhsan merasa nyaman bergabung dengan NASA. “Di NASA cocoknya karena orang jogja sendiri itu lho, yang punya orang jogja, orang Indonesia, temen-temen yang saya sudah kenal secara pribadi seneng semua. Visi misinya pun cocok.” tandasnya.
Kurang lebih 5 tahun Ikhsan bergabung dengan NASA. Sebelumnya pegawai Institut Seni Indonesia (ISI) tersebut mengelola bisnis komputer sebagai pekerjaan sampingan. Namun setelah mengikuti NASA ia menyadari bahwa selama ini ia hanya memperkerjakan dirinya sendiri.
“Baru tahunya setelah NASA itu. Oh ternyata saya memperkerjakan diri sendiri.” tuturnya. Pelatihan-pelatihan yang ia ikuti di NASA membuatnya sadar akan faktor kali. “Baru taulah kalau kita ini butuh faktor kali. Faktor kali itu ya yang mengkalikan kita.” jelas ayah tiga anak tersebut.
Hal seperti ini sebenarnya ada dalam ajaran agama. “Intinya kalau orang ingin bahagia dunia dan akherat, nomer satu harus beriman dan beramal sholeh.” Lha beramal shaleh itu kan keluar, mengurusi orang-orang yang mungkin menijikkan dan harus sabar. Lha itu kan faktor kali.” lanjut lelaki yang suka berpetualang tersebut.
Baginya, pelatihan paling efektif yang dapat memajukan perusahaan jaringan ini adalah Klub Mitrausaha Inti (KMI). Dalam pelatihan tersebut anggota NASA saling bertemu dan bekoordinasi. “Yang namanya bisnis harus ada hubungan, apapun. Di NASA yang paling penting adalah komunikasi.”
Pelatihan NASA yang memberikan output ilmu-ilmu positif membuatnya kehasuan akan ilmu tersebut. Ikhsan pun membiasakan diri setiap pagi hari mendengarkan radio yang membahas mengenai berpikir positif. ” Hukum alam itu berjalan kalau yang kita pancarkan positif maka yang kita terima akan positif.” jelasnya.
Lelaki berumur 39 tahun tersebut menyadari sebagai perusahaan jaringan, NASA tidak hanya menguntungkan baginya sebagai mitra usaha, tetapi juga bagi petani dan peternak sebagai konsumen. “NASA kan produk unggulannya kan pupuk, ya produktif. Ya tujuannya memang supaya semua ikut, biar masyarakat pada menggunakan, terus produktif, terus meningkat.” ujarnya.
Oleh karena itu ia menginginkan NASA memberikan makalah berisikan ilmu-ilmu postif secara rutin. “Kalau di majalah NASA ngasih makalah positif secara rutin bagus.” ungkapnya kepada NASA Magz.
Dalam mengelola mengelola dan membangun jaringan ini Ikhsan lebih sering menggunakan alat komunikasi. “Bisnis itu seni, seni mengolah hati orang. Kantor kita kan handphone. Saya yakin ini ada hikmahnya, nanti suatu saat pasti ada pengetahuan mengembangkan bisnis secara jarak jauh, mungkin akan ditemukan itu.”
Lelaki yang pernah mengelola bisnis perhotelan pariwisata menyarankan kepada NASA, ”Saran untuk NASA harus membuat pelatihan bagi isteri-isteri mitra usaha.” Menurutnya isteri terkadang menjadi penghambat untuk mengembangkan bisnis jaringan ini. Namun jika isteri paham mengenai bisnis NASA justru akan menjadi kekuatan tambahan yang luar biasa.
INDEX MEDIA