service@naturalnusantara.co.id (0274) 6499191

Merintis Bisnis NASA di Negeri Orang

Penulis Isna Nurya (PM)

Pasca krisis moneter di tahun 2000, hidup berumah tangga tidaklah mudah bagi perempuan lulusan SMP ini. Faktor ekonomi membuatnya memutuskan untuk menjadi TKW. Kurang lebih 14 tahun Ibu Isna Nurya malang-melintang di negeri orang mencari penghidupan. Kontrak kerja yang hanya 2 tahun membuatnya selalu berpindah-pindah Negara, dari Malaysia, Taiwan, hingga Hongkong.

Gaji TKW di luar negeri memang terhitung cukup lumayan jika ditakar dengan ukuran gaji Indonesia. Meski begitu, dalam hati
ia tetap menyimpan impian untuk kembali ke Indonesia, mencari pencaharian di negeri sendiri dan tentu saja selalu dekat dengan keluarga.

Pada tahun 2013, ketika ia tengah bekerja sebagai asisten rumah tangga di Hongkong. Hari libur pekerja diharuskan libur. Dengan adanya hari libur ini Bu Isna bisa memanfaatkan waktu untuk mengetahui dunia luar. Sampai akhirnya bertemu dengan Pak Sindhu yang membuka jalan Bu Isna berkenalan dengan NASA. Produk yang dikenalnya waktu itu adalah Crystal X. Berawal dari mengonsumsi sendiri dan puas dengan hasilnya, ia pun tak menolak ketika ditawari untuk bergabung di NASA.

Awal bergabung di bisnis NASA ia mengaku komunikasi menjadi hambatan utama. Larangan memegang HP selama jam kerja membuatnya kesulitan untuk merespon pesanan pelanggan. "Saya kepikiran betapa enak mereka yang tak punya halangan semacam ini. Kalau saya sudah bebas waktu tentu saya bakal kerja lebih giat," tuturnya.

Namun ia tak lantas patah arang. Meski penjualan hanya lancar di hari libur nyatanya pemasukan tetap bisa ia dapatkan. Dari yang hanya mampu menjual 1 pcs ketika hari libur, Bu Isna akhirnya mampu menghasilkan 4 - 5  juta dalam sebulan. Angka ini yang membuatnya yakin untuk fokus di NASA. Tapi ia tak buru-buru untuk meninggalkan Hongkong. Ia menyadari ada potensi jaringan yang bisa dikembangkan di Negara ini. "Sempat saya pulang ke Indonesia lalu belajar dari upline bagaimana membangun jaringan. Setelah dapat ilmunya, saya kembali lagi ke Hongkong, membangun jaringan di sana," ungkapnya. Dan hasilnya tak sia-sia, setelah sejak 2014 meninggalkan Hongkong dan tinggal bersama keluarga, pesanan dari sana tetap mengalir.

Saat ini Ibu Isna tinggal di Palembang dan terus mengembangkan jaringan dan meningkatkan omset guna mencapai cita-cita pensiun dini. Ke depan ia mengupayakan membangun jaringan stokist di Lampung dan Palembang. Ia juga bercita-cita dalam waktu dekat untuk membeli rumah di Yogyakarta supaya ada hunian yang dekat dengan kantor pusat. "Bisnis NASA bisa oleh siapa saja dan kapan saja. Asal ada kemauan," tutup Bu Isna tegas.