JANGAN TUNDA, BERSEGERA!

Penulis ISTIKOMAH (EDD)

Jika ada diantara kita yang memiliki fasilitas akses namun merasa masih belum mampu untuk berjuang, mungkin harus melihat perjuangan pasangan ini. Kekompakan Ibu Istikomah dan suaminya Bapak Karsa Hadi Jagat dalam berbisnis NASA membuahkan kesuksesan di Lombok. Salah satu kunci keberhasilan mereka adalah tidak menunda atau bersegera.
Sebelum mengenal bisnis NASA, Bu Istikomah memiliki usaha
fotokopi dan laundry. Sementara suaminya bekerja sebagai pramuwisata. Perkenalan dengan bisnis NASA dulu diawali ketika mereka tengah berusaha agar dikaruniai momongan. "Alhamdulillah, dulu lewat perantara produk NCX saya bisa positif hamil. Dari situ lalu kami mencari tahu apa itu NASA. Barulah kami bergerak meskipun belum fokus," ungkap Bu Istikomah mengingat pengalamannya di tahun 2013.

Lambat laun bisnis NASA yang mereka jalani sebagai sampingan ternyata memberikan pemasukan yang menjanjikan. Mereka juga menyadari bahwa bisnis NASA bisa membuat mereka memiliki pekerjaan yang bisa dijalankan bersama dengan kompak. Dari situlah kesadaran kebutuhan akan ilmu bisnis NASA tak terelakan.
Tahun 2017, Bu Istikomah dan Pak Karsa nekat berhutang dan berangkat dari Lombok ke Purwokerto. Mereka menyeberang pulau untuk mengikuti pendidikan NASA. Mereka berniat sungguh-sungguh untuk mempelajari sistem bisnis ini. Mereka belajar upline Mbak Kasmiyati, dan dari leader yang sangat mereka teladani Bapak Muhammad Deva.
Gigih Membangun Jaringan
Sepulang dari Purwokerto, pasangan suami istri ini tanpa membuang waktu langsung aksi membangun jaringan. "Benar-benar tidak ada hari yang sia-sia. Tanpa ditunda, langsung action, '1 meter 1 prospect', dulu itu semboyan kami," terang Bu Istikomah bersemangat.
Ia bercerita bahkan sempat disebut gila oleh tetangganya. Beberapa orang di keluarga juga kerap menganggap remeh apa yang mereka tengah perjuangkan. Tantangannya bukan hanya itu, tinggal di Lombok memberi kendala tersendiri. Mengingat kala itu paling cepat barang yang dipesan baru bisa datang dalam waktu satu pekan. Namun hal itu tak mereka jadikan alasan untuk kendor.
Personal Branding Dalam Selling
Untuk penjualan, bagi Bu Istikomah, personal branding adalah hal krusial. Personal branding bukan sebatas tentang apa yang diunggah di media sosial, melainkan bagaimana sesorang membangun reputasi agar bisa mendapat kepercayaan baik dari konsumen dan mitra bisnis. "Semua itu bisa didapatkan dengan kita terus meningkatkan kompetensi, membangun kedekatan, menaruh perhatian dan ketulusan. Reputasi akan terbangun tanpa manipulasi. Dari situ tentu orang akan percaya dengan produk ataupun prospek yang kita tawarkan," paparnya.
Kesungguhan ini terbayar dengan nyata. Dalam delapan bulan mereka berhasil menjadi stockist. Bahkan dalam dua tahun, mereka sudah berhasil menjadi Stockist Centre di Lombok dan menaungi 35 stockist di bawahnya. Hasil dari NASA membuat mereka mampu membangun rumah, berangkat umroh, membeli mobil, tanah, hingga membeli vila.
"Dari sini sekarang alhamdulillah, keluarga banyak yang mendekat. Tidak ada lagi yang menganggap remeh bisnis NASA. Itu yang bilang saya gila hutangnya malah saya yang bayar,"
tuturnya dengan nada bercanda.

Ke depan, mereka tak lagi berfokus pada diri mereka sendiri. "Sekarang saya lebih memikirkan bagaimana caranya bisa memuliakan dan membahagiakan orang lain. Karena dari situlah rejeki itu dititipkan kepada kami," tutur Pak Karsa yang jaringannya telah menggurita di kawasan Lombok dan berkembang juga di Poso.
Pak Karsa, dengan rendah hati juga berpesan untuk berani bermimpi dan selalu memecah mimpi menjadi langkah yang terukur. "Mimpi kalau tanpa langkah akan tetap menjadi mimpi. Langkah yang kita lalui itu adalah bagian dari doa. Yang terpenting, jangan ditunda," pungkasnya.