service@naturalnusantara.co.id (0274) 6499191

Identifikasi Organisme Pengganggu Tanaman

20 Feb 2024
13:44

IDENTIFIKASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN. Dalam bertani dan bercocok tanam tentulah mendambakan keberhasilan, tanaman yang subur dan hasilnya baik sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, menabung untuk cadangan kehidupan di kemudian hari dan untuk menyekolahkan anak hingga selesai.

Supaya tanaman subur dan mempunyai hasil produksi yang baik tentu ada banyak faktor penentunya, mulai dari pupuk yang berimbang dan lengkap sebagai makanannya, keadaan iklim, ketersediaan air, bibit yang baik dan unggul hingga serangan hama dan penyakit yang dapat menggagalkan panen sehingga panen tidak seperti yang kita harapkan, malahan kadang-kadang mengalami kerugian, modal pokokpun belum tentu kembali.

Pentingnya memperhatikan faktor hama dan penyakit tersebut erat hubungannya dengan cara pengendalian yang dilakukan. Sebenarnya keberadaan hama dan penyakit tanaman erat hubungannya dengan ulah manusia itu sendiri. Perubahan ekosistem hutan menjadi areal pertanian adalah salah satu penyebab utama. Pada ekosistem hutan, setiap rantai makanan berada dalam keadaan normal. Setiap organisme berada dalam jumlah seimbang dengan organisme lain yang menjadi musuh atau pemangsanya, sehingga tidak ditemui organisme dengan populasi terlalu besar yang kemudian menjadi hama.

Perubahan hutan menjadi daerah pertanian telah merusak keseimbangan tersebut, diantaranya terjadi pemutusan beberapa rantai makanan. Contohnya menurunnya populasi unggas yang merupakan pemangsa belalang akibat penebangan pohon dapat menyebabkan peningkatan populasi belalang. Peningkatan ini tentu diikuti dengan peningkatan kebutuhan bahan makanan. Tentulah tidak ada jalan lain kecuali belalang mencari makanan di areal pertanian yang sedang diusahakan sehingga menjadi hama tanaman.

Salah satu keberhasilan usaha pengendalian adalah identifikasi terhadap jasad pengganggunya. Identifikasi ini selain langsung pada jasad pengganggunya juga dapat dibantu dengan pengenalan terhadap gejala serangan yang ditimbulkannya.

HAMA
Yang dimaksud dengan hama adalah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman yang diusahakan manusia. Yang terbanyak dan yang penting untuk diketahui adalah dari klas insekta/serangga. Serangga merupakan golongan terbesar, yaitu sekitar 75% dari jumlah binatang yang hidup yang telah diketahui manusia adalah serangga. Umumnya gejala serangan hama mudah dikenali, selain serangganya memang ada pada tanaman tersebut, juga karena hasil sekresi/keluaran yang berupa embun madu dari kutu daun atau dapat juga dikenali dari kerusakan yang ditimbulkannya.
- Daun pucuk terjadi keriting, perubahan bentuk, menandakan adanya kutu daun, Thrips atau tungau.
- Daun tergulung menandakan adanya ulat penggulung daun, biasanya ulat penggulung daun dari ordo Lepidoptera.
- Lubang-lubang pada daun, menandakan adanya ulat pemakan daun/ulat kantung/belalang/kumbang.
- Akar terputus-putus, menandakan adanya ulat penggerek akar yang berupa uret/rayap/ ulat.
- Daun berkelompok, menandakan adanya ulat pemakan daun.
- Ranting/dahan mati, ada lubang bekas gerekan, menandakan adanya penggerek batang, yang berupa ulat/uret.
- Daun terdapat garis-garis berkelok-kelok, bagian tengah daun antara epidermis atas dengan epidermis bawah habis, seperti ada terowongan, menandakan adanya pengorok daun/leaf minners, yang berupa larva lepidoptera berukuran kecil, ada lalat Agromiza sp, Liliriomyza dll.
- Daun layu, banyak terdapat lapisan lilin, menandakan adanya serangga penusuk ( kutu putih, kutu dompolan, kutu loncat, wereng, kepik dsb. )
- Daun terdapat bisul-bisul, menandakan adanya larva/ulat dari lalat bisul Procontarini mattiana .
- Lubang pada buah, menandakan adanya penggerek buah atau lalat buah.
- Gugur buah, menandakan adanya serangan lalat buah atau penggerek buah.
- Bunga gugur atau puru, menandakan adanya serangan tungau,thrips, atau nematoda.
- Kecambah terpotong, menandakan adanya serangan ulat tanah, Agrotis ipsilon.
- Polong terdapat lubang/bekas gerekan, menandakan adanya ulat penggerek polong, kepik pengisap polong.

PENGENDALIAN HAMA
Bukankah lebih baik jika pengendalian hama dilakukan dengan cara mencegah daripada mengobati?, dengan cara memberikan mulai sejak awal penanaman dapat disemprotkan BVR dengan dosis 1 - 2 sendok per tangki 15 liter semprotkan pada sore hari, akan lebih baik lagi jika diselang - seling dengan pemakaian pestona. Beauveria bassiana mampu mengendalikan banyak sekali jenis atau spesies yang merugikan tanaman. Dari berbagai jenis kumbang yang berkulit keras hingga kutu-kutuan.

PENYAKIT
Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal. Penyimpangan ini disebabkan oleh beberapa penyebab penyakit, yaitu, bakteri, jamur/cendawan, virus, mikoplasma, ganggang, dan lain lain.

a. Bakteri
Bakteri adalah sekelompok makhluk hidup yang berukuran mikroskopis. Berasal dari bahasa Yunani, bacterion, yang berarti tongkat. Meski ada juga bakteri yang berbentuk bulat, spiral, atau vibrion/koma. Umumnya bakteri bersel tunggal dan tidak memiliki klorofil.

Pengendalian bakteri
Gunakan bibit yang sehat, lakukan rotasi tanamanpun juga dilakukan untuk mencegah berkembangnya bakteri. Pangkas bagian yang terserang dan musnahkan dengan cara dibakar. Pilih dan pilahkan varietas-varietas tahan, dan cara paling akhir bila masih ada serangan bakteri gunakanlah bakterisida.

b. Jamur
Yang dimaksud jamur atau cendawan adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, memiliki dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak dengan spora,tetapi tidak memiliki klorofil. Jamur tidak memiliki batang, daun dan akar serta tidak mempunyai sistem pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.

Jamur merugikan tanaman dalam hal pengangkutan zat cair dan garam mineral mengganggu proses fotosintesa serta mengganggu pengangkutan hasil-hasil proses fotosintesa. Jamur dapat merusak akar, batang, daun, bunga serta hasil tanaman ditempat penyimpanan.

Pengendalian Jamur
Lakukan rotasi tanaman dan drainase yang baik untuk mengendalikan penyebaran jamur. Pemberian kapur pertanian untuk menaikkan pH juga membantu serangan jamur untuk tidak berkembang, pergiliran tanaman dan rotasi tanaman perlu dilakukan agar perkembangan jamur terputus siklus hidupnya. Dan bila serangan sudah cukup banyak dan berbagai cara sudah dilakukan serangan jamur masih juga ada maka gunakanlah fungisida sebagai alternatif yang paling akhir.  

c. Virus
Virus berasal dari bahasa Latin yang berarti lendir yang beracun dan bisa menular. Dulu virus dianggap bukan kehidupan tetapi hanya racun yang tersusun dari jenis protein yang bisa berkembang biak bila berada dalam sel yang hidup. Sekarang sudah diketahui bahwa bahwa virus adalah organisme yang hidup karena ternyata mampu untuk berkembang biak secara besar-besaran.

Pengendalian virus
Virus sulit untuk dibasmi, baik virus yang menyerang manusia misalnya AIDS, ataupun virus yang menyerang ternak H5N1 atau lebih dikenal dengan virus flu burung. Sama hal virus yang menyerang pada tanaman sulit untuk dibasmi, namun vektornya atau pembawa virusnya dapat kita kendalikan agar penyebaran virus tidak merajalela. Melakukan sanitasi terhadap gulma di sekitar tanaman yang terserang juga dapat membantu penyebaran virus terkendali. Keterlibatan bidang riset dan penelitian untuk meningkatkan resistensi atau ketahanan tanaman terhadap virus adalah suatu cara lain mengatasi kerugian yang ditimbulkan oleh adanya suatu serangan virus tertentu.  

d. Nematoda
Nematoda berbentuk seperti cacing kecil.Nematoda bisa hidup didalam atau diatas tanah, didalam tanaman/endoparasit atau diluar tanaman/ektoparasit. Umumnya nematoda jantan berukuran lebih kecil daripada nematoda betina. Badan nematoda berbentuk benang , mempunyai mulut dan saluran makanan yang baik.

Pengendalian Nematoda
Beberapa cara pengendalian dengan teknik budidaya dapat mengendalikan serangan nematoda, misalnya, cara pemberoan lahan, penggenangan, pergiliran tanaman, penggunaan tanaman perangkap seperti Clotalaria sp. Melakukan sanitasi dan karantina tanaman juga membantu pencegahan nematoda menyebar. Menanam tanaman varietas tahan terhadap nematoda. Cara pemanasan kering atau dengan uap air panas dapat juga dilakukan untuk mengedalikan secara fisik. Bila serangan sudah terlalu lakukan dengan pemberian nematisida.




Identifikasi Organisme Pengganggu Tanaman
(Oleh Ir. Adhy Nugroho)